seorang pria

Malam itu dingin rasanya kepala penuh dengan hal hal yang tidak terkira, di malam itu si pria berjalan keluar dari sebuah warung kopi dan dengan lemah lunglai entah apa yang dipikirkannya.

Sambil berjalan dirapatkannya jaket orange miliknya dia membuka smartphonenya dan melihat jam, masih sore katanya padahal waktu menunjukkan 00:46 wib.

Sepertinya mulai terlihat apa yang dipikirkan ya sambil berjalan mengingat semua masa lalu, kuliah yang telah dijalaninya berhasil dan mendapatkan title yang diinginkannya, dan hebatnya lagi kuliah itu bisa mengangkat derajatnya bekerja di sebuah perusahaan yang bisa dibilang bonafid,


ademe c**k, gumamnya, semua yang dia dapatkan sudah lebih dari cukup sudah bisa membuat dia mendapatkan apapun, terongatbmasa masa dia dulu bekerja dengan santainya seolah bekerja layaknya berjalan jalan, berjalan sendiri melewati tanah kosong penuh dedemit pun dihiraukannya.

Bisa dibilang kehidupannya dulu sangatlah membuat gaya hidupnya berubah, dia seolah tidak membutuhkan seorang teman, dia tau kini itu salah perbuatan bodooh, yang membuat dia hancur kini.


Apakah bisa dia memperbaiki pikirnya,apa yang dia dapatkan kini dipecat dari tumpuan hidupnya , semua tempat yang dia datangi hanya memanggilnya untuk interview tanpa tau apakah nasibnya diterima atau tidak, begitulah,

Kini dengan langkah lunglai apapapun yg dilakukan yang penting menghasilkan dan teman adalah segalanya,


Semua ambisi hanyalah sebuah pelengkap hidup,tidak bisa dipungkiri bahwa sebuah pekerjaan yang dianggapnya remeh ternyata bisa membuatnya sangat nyaman ,persaudaraan yang kuat yang penuh ikatan,

Kini dia sendiri lagi lagi memandang langit tak tahu arah dimana dia harus melangkah, d**b**l katanya, dalam hati,karena keteledoran dan sifat buru burunya semua musnah , rasanya sudah tidak bisa berharap lagi,


dan sambil berjalan dia kini ditelan gelapnya malam,seorang pria yang menyesali hidupnya.






true story,

Komentar